Kamis, 18 September 2014

Budaya Kota Tangerang

MAKANAN KHAS TANGERANG : 
Selain tempat wisata, hal yang paling dicari berikutnya ketika kita berkunjung ke suatu daerah adalah makanan/kuliner. Ya, memang masing-masing daerah punya makanan khas yang biasanya sudah menjadi ciri khas daerah tersebut. Kalau Jogja punya makanan khas berupa gudeg, Jakarta dengan kerak telor, atau Palembang dengan empek-empeknya, lalu bagaiman dengan Kota Tangerang?  
Sebagai daerah yang merupakan akulturasi dari banyak etnis dan budaya, Kota Tangerang sebetulnya menyimpan banyak makanan khas yang patut untuk dicoba. Namun dari sekian banyak makanan yang ada di Kota Tangerang, laksa termasuk yang paling khas. Makanya tak heran, kalau laksa kerap disebut-sebut sebagai makanan khasnya Kota Tangerang.
Untuk menjajal makanan berwujud mi yang terbuat dari tepung beras ini tidaklah sulit. Selain sudah semakin banyak pedagang yang menjajakan dengan cara berkeliling, kini warung laksa juga semakin banyak dijumpai di sudut kota. Kendati begitu, pusat jajan laksa yang terletak di Jl. Muhammad Yamin, samping LP Wanita Kota Tangerang adalah salah satu sudut penjual laksa yang  cukup terkenal.
Di tempat ini para penjual laksa ditempatkan dalam satu area. Ada sekitar 10 pedagang laksa yang berjualan di tempat ini. Sebagai pemisah antara pedagang satu dengan yang lain, hanya berupa meja dan kursi makan saja. Sementara soal dagangan? Sama laksa semua.
Menurut salah seorang pedagang laksa di tempat ini, ia sudah berdagang laksa hampir 15 tahun. “Saya sudah dagang cukup lama. Dulunya nggak disatukaan seperti ini, tapi masing-masing pedagang jualan aja berderet di pinggir jalan. Kalau sekarang kan dikumpulin jadi satu dibikin saung-saung,” kata bang Kumis.
Dia mengaku, berdagang laksa adalah profesi yang turun temurun. Pun demikian dengan resep dan bumbunya. “Ya turun temurun juga. Makanya rasanya tetap nggak berubah dari jaman dulu,” katanya.
Berbeda dengan mi pada umumnya, laksa adalah makanan sejenis mi yang terbuat dari tepung beras. Mi laksa sebetulnya banyak ditemukan di daerah lain. Sebab, laksa bersumber dari makanan asal Tionghoa yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa. Sehingga tentu saja masing-masing daerah memiliki ciri khas tersendiri.
Bagaimana dengan laksa Kota Tangerang? Laksa Kota Tangerang terbilang cukup sederhana. Terbuat dari mi putih yang teksturnya tidak terlalu lunak seperti mi kuning. Saat disajikan, mi putih tersebut disiram dengan kuah santan yang dicampur kacang hijau berwarna kuning. Kemudian di atasnya ditaburi daun kucai.
BUDAYA KOTA TANGERANG :
Sekitar 15 ribu anak-anak dari berbagai Sekolah Dasar di Kota Tangerang Selatan memenuhi Lapangan Sunburst Extention BSD City - Kecamatan Serpong. Kehadiran anak-anak itu untuk memperingati Hari Cuci Tangan Sedunia yang diperingati setiap 15 Oktober yang digagas Unicef yang digelar di berbagai tempat.
Suasana ceria bercampur tawa dan canda, menghiasi Perayaan Hari Cuci Tangan Sedunia yang sudah dilaksanakan dalam lima tahun belakangan ini. Tak tanggung-tanggung, sebagai bentuk apresiasi serta kampanye hidup sehat dan bersih dengan cuci tangan, kegiatan tersebut berhasil masuk Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pelaksanaan kegiatan cuci tangan massal dengan jumlah peserta terbanyak.
Wakil Walikota Tangsel - Benyamin Davnie yang hadir di kegiatan itu memberikan respon positif atas kampanye cuci tangan pakai sabun tersebut. Menurutnya, hal itu dapat mengedukasi siswa SD dalam kebersihan. Cuci tangan pakai sabun sejak dini sebagai salah satu bagian dari Prilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
“Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun harus ditanamkan sejak dini dan diharapkan para siswa dapat menjadi agen perubahan dan menyebarluaskan kebiasaan cuci tangan pakai sabun,” ujarnya, kemarin.
Kampanye yang digelar ini, bertujuan agar angka kematian anak-anak menurun. Terlebih berdasarkan data Unicef, ada lebih dari 5000 balita penderita diare meninggal setiap harinya di seluruh dunia akibat dari kurangnya akses pada air bersih dan fasilitas sanitasi serta pendidikan kesehatan. Penderitaan dan biaya-biaya yang harus ditanggung karena sakit, dapat dikurangi dengan melakukan perubahan perilaku sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun.
“Berdasarkan penelitian, ini dapat mengurangi angka kematian yang terkait dengan penyakit diare hingga hampir 50 persen,” kata Direktur RS Eka Hospital BSD - Hermanto Nurya.
Selain itu, kampanye ini juga dimaksudkan sebagai upaya peningkatan pembangunan fasilitas sanitasi di sekolah. Menurut Unicef kurangnya akses untuk air bersih mengakibatkan penurunan tingkat kehadiran anak perempuan di sekolah saat mereka memasuki masa puber. Ini karena tidak adanya fasilitas sanitasi yang memadai. (sumber : yosri)
CIRI KHAS KOTA TANGERANG :
Lenggang cisadane ciri khas tari kota Tangerang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar